Senin, 07 Januari 2013

Kesulitan Belajar Siswa

-->

Kesulitan belajar siswa
1.       pengertian kesulitan belajar
Kesulitan belajar merupakan suatu bentuk ganguan dalam satu atau lebih dari factor fisik atau psikis yang mendasar yang meliputi pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tulisan yang dengan sendirinya muncul sebagai kemamppuan tak sempurna untuk mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca dan lain sebagainya.

2.      Faktor- faktor penyebab kesulitan belajar
a.       Internal ( faktro dari dalam diri manusia itu sendiri): faktor fisiologis ( fisik /jasmani ), faktor psikologis.
Faktor internal: kurang sehat, ada juga penyebab kesulitan belajar karena cacat tubuh. Intelegensi; anak normal (90-110), cerdas ( 110-140), genius (140 keatas) dan lemah mental ( kurang dari 90),mereka itu tergolong dari debit, embisit dan ediot. Golongan debit walaupun umur 25 tahun kecerdasannya seperti umur 12 tahun . Golongan embisit hanya mampu mencapai tingkat anak normal 7 tahun . Golongan ediot kecakapannya mampu mencapai tingkat anak normal umur 3 tahun. Bakat ; potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Minat ; Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar. Motivasi ; Sebagai factor  inner ( batin ) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar.

b. Eksternal ( faktor dari luar manusia ) : non social ( keluarga / ekonomi ), social.
                 Faktor eksternal : Faktor keluarga, Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi keadaan mental anak. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh-tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya akan menjadi penyebab  kesulitan belajar. Orang tua yang lemah, suka memanjakan anak, ia tidak mau anaknya bersusah payah belajar, menderita, berusaha keras, akibatnya anak tidak mempunyai kemampuan dan kemauan, bahkan sangat bergantung pada orang lain, hingga malas berusaha, malas menyampaikan tugas-tugas sekolah, hingga prestasinya menurun. Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan factor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan anak. Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anak, segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru anak-anaknya. Faktor ekonomi keluarga, keadan ekonomi keluarga digolongkan dalam beberapa katagori : ekonomi yang kurang / miskin, kurangnya biaya, tempat belajar yang tidak baik. Aspek psikologi perkembangan dari kesulitan belajar, Dari aspek psikologi perkembangan, ada pola perkembangan yang bersifat umum dan ada yang bersifat individual. Kelambatan kematangan, kesulitan belajar dapat dipandandang sebagai kelambatan kematangan fungsi neurology tertentu, tiap individu memiliki laju perkembangan yang berbeda-beda, baik dalam segi motorik, kognetif maupun efektif. Anak kesulitan belajar tidak terlalu berbeda dengan dari anak yang tidak kesulitan belajar dan kelambatan kematangan ketrampilan tertentu dipandang sebagai sifat sementara. Anak-anak yang lebih muda dan kurang matang dalam suatu tingkat kelas di sekolah akan cendrung mengalami kesuliatan belajar yang lebuh berat dari pada anak-anak yang lebih tua di kelasnya.Tahapan-tahapan perkembangan, tahapan-tahapan perkembangan kognitif  hal ini erat kaitannya dengan kesulitan belajar di sekolah. Aspek-aspek stuktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu yaitu fungsi mental yang mencakup persepsi, pikiran symbol, penalaran dan pemecahan masalah. Tahapan-tahapan perkembangan kognetif : (1) tahap sensorik usia 0-2 tahun, (2) tahap praoperasional usia 2-7 tahun, (3) tahap kongrit operasional usia 7-11 tahun, (4) tahap operasional usia 11 ke atas. Implikasi teori perkembangan bagi kesulitan belajar, implikasi yang yang bermakna untuk memahami dan mengajar anak kesulitan belajar. Kemampuan kognitif dan kwalitatif berbeda dari orang dewasa, kemampuan kognitif berkembang menurut cara yang berurutan yang tidak dapat diubah. Sekolah hendaknya merancang pengalaman belajar untuk mempertinggi kemantapan perkembangan alami.

3.          Usaha – usaha mengatasi kesulitan belajar
a.    menetapkan atau memetakan lokasi kesulitan belajar, misalnya dengan cara membuat rata – rata nilai yang kamu peroleh pada setiap mata pelajaran, membuat grafik yang menggambarkan pelajaran mana yang sulit untuk kamu kuasai, dan merencanakan solusinya.
b.    Selanjutnya, bersama orang yang dipercaya kamu bisa mulai menganalisis perkembangan prestasi belajar
c.    Kamu harus berani menemui guru yang mengajar mata pelajaran tersebut, berdialog secara jujur dan terbuka tentang kesulitan belajar, dan mendapatkan kesepakatan tentang apa yang seharusnya dilakukan
d.   Mencari latar belakang penyebab kesulitan belajar bersama guru pembimbing
e.    Bersungguh – sungguh menetapkan hati untuk memecahkan masalah kesulitan belajar

4.         Jenis – jenis kesulitan belajar

a.           Learning disabilities (LD) : Ketidak mampuan seseorang yang mengacu pada gejala dimana anak tidak mampu balajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya. Kegagalan yang sering dialami anak LD adalah dalam hal pemahaman, penggunaan pendengaran, berbicara, membaca, mengeja, berfikir menulis, berhitung dan ketrampilan social. Hal ini dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari keterbelakangan mental rata-rat samapi yang berintelijensi tinggi.

Ciri –ciri learning disabilities : Daya ingatnya terbatas (relative kurang baik), sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca, lambat dalam mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya, bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda matematika, biasanya kesulitan dalam mengurutkan angka secara benar, sulit dalam mempelajari ketrampilan baru, sangat aktif dan tidak bisa menyelasaikan tugas atau kegiatan dengan tuntas, bertindak tanpa berfikir terlebih dahulu, sulit konsentrasi, sering melanggar aturan yang ada, tidak mampu disiplin atau sulit merencakakan kegiatan sehari-hari, emosional, sering menyendiri, pemurung mudah tersinggung, cuek terhadap lingkungan,menolak bersekolah, tidak stabil dalam memegang alat-alat tulis, klacau dalam memahami hari dan waktu, kebingungan dalam membedakan jika diminta menunjukkan nama tanggal kiri atau kanan , belok kiri atau kanan.
Faktor-faktor penyebab learning desabilities : factor keturunan (genetik) dan gangguan koordinasi.

b.           Underachiever : Seseorang dalam melakukan kegiatan banyak berkaitan dengan kemampuan yang ia miliki. Kemampuan tinggi, maka kecendrungan prestasi seseorang akan tinggi pula, Underachievement merupakan suatu fenomena manusia yang universal dan menjadi ciri khas seorang individu.

Ada tiga macam siswa berprestasi di bawah kemampuannya :
1. Siswa berprestasi dibawah kemampuannya yang kronis ( chronic underachiever )
2. Siswa berprestasi dibawah kemampuannya yang situasional ( situational underachiever )
3. Siswa berprestasi dibawah kemampuannya yang tersembunyi ( hidden underachiever )

Siswa berprestasi kurang secara total untuk seluruh bidang studi, siswa berprestasi kurang secara persial untuk gejalanya hanya sebagian saja dari variabel kemampuan intelektual maupun prestasi. Prestasi di bawah kemampuan merupakan suatu kondisi adanya ketimpangan antar prestasi akademik seseorang dengan kemampuan intelektual yang dimilikinya.

Ciri-ciri underachiever : Lebih banyak mengalami kekecewaan dan mampu mengontrol diri terhadap kecemasannya, kurang mampu menyesuaikan diri dan kurang percaya pada diri sendiri, kurang mampu mengikuti otoritas, kurang mampu dalam penerimaan social, kegiatanya kurang berorientasi pada akademik dan social, lebih banyak mengalami konflik dan ketergantungan, sikap negatif terhadap sekolah, kurang berminat dalam membaca dan menghitung, kurang mampu menggunakan waktu luang, menunjukkan gejala psikotik dan neorotik.

Faktor-faktor penyebab Underachiever : Rendahnya dukungan orang tua, kebiasaan belajar, lingkungan belajar.

c.          Slow learner : Siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

Ciri-ciri SlowLearner : Perhatian dan konsentrasi singkat, reaksinya lambat, kemampuan terbatas untuk mengerjakan hal-hal yang abstrak dan menyimpulkan, kemampuan terbatas dalam menilai bahan yang relevan, kelambatan dalam menghubungkan dan mewujudkan ide dengan kata-kata, gagal mengenal unsur dalam situasi baru, belajar lambat dan mudah lupa, berpandangan sempit, tidak mapu menganalisa, memecahkan dan berfikir kritis.
Faktor-faktor penyebab Slow learner : menggambarkan adanya sesuatu yang kurang sempurna pada pusat susunan syaratnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar