UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
-->
A. Deskripsi Teori
1. Metode Permainan
Mayke dalam Sudono (2000 : 3) mengemukakan bahwa belajar
dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi,
mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktikkan, dan
mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung
banyaknya. Disinilah proses
pembelajaran terjadi, melalui permainan memberikan pengalaman belajar pada
peserta didik.
Belajar matematika melalui permainan
dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta didik serta menepis anggapan
matematika itu sulit dan menyeramkan bahkan sebaliknya, belajar matematika itu
mudah dan menyenangkan. Untuk itu, dituntut kreativitas pendidik dalam
menyajikan/menyampaikan materi. Tak kalah pentingnya bagi orangtua agar turut
berperan membantu anaknya belajar dengan cara yang menyenangkan.
2. Pembelajaran Matematika
Menurut Sri Rumini (2000: 59) belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relative
menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung,
yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya
dengan lingkungan.
Ciri-ciri belajar menurut Sri Rumini (2000: 59-60) sebagai
berikut:
1) Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku
yang dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung.
2) Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku
afektif, kognitif, psikomotor, dan campuran.
3) Dalam belajar, perubahan yang terjadi melalui pengalaman atau
latihan.
4) Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif
menetap.
5) Belajar merupakan proses usaha, yang artinya belajar
berlangsung dalam kurun waktu cukup lama.
6) Belajar terjadi karena interaksi dengan lingkungan. Maksudnya,
dalam aplikasi kehidupan sehari-hari siswa menggunakan ketrampilan berhitung.
Misalnya saja, saat interaksi dengan temannya di rumahbermain kelereng yang di
dalamnya ada keterampilan berhitung yaitu perkalian.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat
20 “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar suatu lingkungan belajar”. Melalui proses tersebut diharapkan tercipta
hubungan yang baik, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa juga
dapat merasakan manfaat dari proses tersebut untuk membawa perubahan ke arah
yang lebih baik. Pembelajaran matematika di kelas dipandang sebagai suatu
proses aktif dan sangat di pengaruhi oleh apa yang sebenarnya ingin dipelajari
anak.
Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada
apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh interaksi antara berbagai informasi
yang diminati kepada anak dan bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan
pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya. Pada dasarnya, matematika adalah
pemecahan masalah karena itu, matematika sebaiknya diajarkan melalui berbagai
masalah yang ada disekitar siswa dengan memperhatikan usia dan pengalaman yang
mungkin dimiliki siswa.
Menurut Usman (1993: 4) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan individu dan
individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Lebih lanjut, Usman (1993: 6) mengungkapkan bahwa mengajar pada
prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dapat pula
dikatakan bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam
hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan
terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dalam hal belajar mengajar
matematika, perlu diketahui karakteristik matematika. Dengan mengetahui
karakteristik matematika, maka seharusnya dapat pula diketahui bagaimana
belajar dan mengajar matematika. Karakteristik matematika yang dimaksud adalah
objek matematika bersifat
abstrak, materi matematika disusun secara hirarkis, dan cara
penalaran matematika adalah deduktif. Objek matematika bersifat abstrak, maka
belajar matematika memerlukan daya nalar yang tinggi. Demikian pula dalam
mengajar matematika guru harus mampu mengabstraksikan objek-objek matematika dengan
baik sehingga siswa dapat memahami objek matematika yang
diajarkan. Materi matematika disusun secara hirarkis artinya suatu
topik matematika akan merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Oleh karena
itu, untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman belajar yang
lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar mengajar matematika
tersebut.
Ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar
bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu. Karena dalam belajar
matematika memerlukan materi prasyarat untuk memahami materi berikutnya, maka
dalam mengajar matematika guru harus mengidentifikasikan materi-materi yang
menjadi prasyarat suatu topik mata pelajaran matematika.
3. Hasil Belajar Matematika
a. Hakikat Hasil Belajar
Hasil
belajar berasal dari katan“ hasil “ dan “belajar’ hasil berarti hasil yang
telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787 ). Sedangkan pengertian belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995 : 14 ). Jadi hasil
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh
guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh
oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang
diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.
Darmansyah
(2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap
kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian
terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Cece Rahmat (
dalam Zainal Abidin. 2004:1 ) mengatakan bahwa hasil belajar adalah “
Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan
tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah
menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Nana Sujana ( 1989:9 ) belajar
didefinisikan sebagai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan –
wawasan baru atau merubah sesuatu yang lama.
Selanjutnya
peranan hasil belajar menurut Nasrun Harahab ( dalam Zainal Abidin. 2004:2 )
yaitu:
:
“ a. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu.
“ a. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui keberhasilan komponen –
komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan.
c.
hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program
perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.
d.
Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan
dalam suatu program bahan pembelajaran.
e.
Untuk keperluan supervise bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih
berkompeten.
f.
Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai
bahan dalam mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran “.
Menurut Sri Rumini, bahwa belajar adalah proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif
menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung,
yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya
dengan lingkungan. Maka, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang
dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu
tertentu. hasil belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai
seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai
kecakapan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh siswa setelah siswa yang bersangkutan
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kecakapan nyata (aktual) yang meliputi
aspek kognitif bukan kecakapan potensial. Hasil belajar ini dapat dilihat
secara nyata berupa skor atau nilai setelah mengerjakan suatu tes. Tes yang
digunakan untuk menentukan hasil belajar merupakan suatu alat untuk mengukur
aspek–aspek tertentu dari siswa misalnya pengetahuan, pemahaman atau aplikasi
suatu konsep.
b. Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Sri Rumini dkk (2006: 42) proses belajar dan hasil belajar
dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu faktor yang yang berasal dari diri
individu yang sedang belajar dan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor
yang terdapat di dalam individu dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor
psikis dan faktor fisik. Yang termasuk faktor psikis antar lain, ialah
kognitif, afektif, psikomotor, campuran, kepribadian sedangkan yang termasuk
faktor fisik antara lain kondisi indera, anggota badan, tubuh, kelenjar,
syaraf, dan organ-organ dalam tubuh. Faktor psikis dan fisik ini, keadaannya
ada yang ditentukan oleh faktor keturunan, ada yang oleh faktor
lingkungan, dan ada pula yang ditentukan oleh faktor keturunan dan
lingkungan.
Adapun faktor yang berasal dari luar individu meliputi hal sebagai
berikut:
a) Faktor lingkungan alam
b) Faktor sosial ekonomi
c) Guru
d) Kegiatan Pengajaran (termasuk di dalamnya metode mengajar)
e) Kurikulum
f) Sarana dan prasarana
c. Hasil Belajar Matematika
Menurut Benyamin S. Bloom (via Saifuddin, 2005: 8) membagi kawasan
belajar yang mereka sebut sebagai tujuan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu
kawasan kognitif, kawasan afektif dan kawasan psikomotor. Hasil belajar, secara
luas tentu mencakup ketiga kawasan tujuan pendidikan tersebut. Ketiga kemampuan
tersebut ( kognitif, afektif dan psikomotor) tentu diperoleh siswa setelah
mengalami proses belajar mengajar. Jadi prestasi belajar matematika dapat
diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu
proses belajar dalam jangka waktu tertentu dalam mata pelajaran matematika.
d. Strategi untuk Meraih Hasil Belajar
Strategi adalah cara-cara atau langkah-langkah yang dilakukan
untuk mencapai sesuatu. Dalam meraih hasil belajar diperlukan strategi agar hasil
belajar meningkat. (Sri Rumini dkk, 2006: 42). Adapun langkah-langkah yang
harus ditempuh adalah
1) Faktor yang yang berasal dari diri dalam individu yang terdiri
dari duafaktor yaitu faktor psikis dan dan faktor fisik. Yang termasuk faktor psikis
antara lain, ialah kognitif, afektif, psikomotor, campuran, kepribadian
sedangkan yang termasuk faktor fisik antara lain kondisi indera, anggota badan,
tubuh, kelenjar, syaraf, dan organ-organ dalam tubuh. Faktor psikis dan fisik
ini, keadaannya ada yang ditentukan oleh faktor keturunan, ada yang oleh faktor
lingkungan, dan ada pula yang ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Faktor dalam diri tersebut harus dalam keadaan baik dan normal.
2) Faktor yang berasal dari luar meliputi faktor lingkungan alam,
faktor ekonomi, guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana
harusdisesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan anak agar anak dapat
menerima materi dengan mudah.
B. Kerangka Berpikir
Selama ini, masih banyak guru yang mendesain siswa untuk menghafal
seperangkat fakta yang diberikan oleh guru. Seolah-olah guru sebagai sumber utama
pengetahuan. Umumnya, pembelajaran didominasi oleh metode ceramah sehingga
proses pembelajaran bersifat monoton dan siswa cenderung pasif. Hal itu mengakibatkan
kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Untuk dapat meningkatkan
pemahaman dan prestasi siswa, guru harus
menciptakan proses pembelajaran yang menarik. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan memilih metode pembelajaran yang dapat member
kesempatan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Metode permainan
merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan memperagakan/mempraktikkan
pengalaman belajar secara langsung, sehingga hasil yang diperoleh akan tahan
lama dalam ingatan,
tidak akan mudah dilupakan siswa.
Dengan metode ini juga, anak belajar berpikir analisis dan mencoba
memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan
bermasyarakat. Pada pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode bermain diharapkan
hasil siswa dalam pembelajaran Matematika akan meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar