Senin, 07 Januari 2013

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
-->



A. Deskripsi Teori
1.      Metode Permainan
Mayke dalam Sudono (2000 : 3) mengemukakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktikkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Disinilah proses pembelajaran terjadi, melalui permainan memberikan pengalaman belajar pada peserta didik.
Belajar matematika melalui permainan dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta didik serta menepis anggapan matematika itu sulit dan menyeramkan bahkan sebaliknya, belajar matematika itu mudah dan menyenangkan. Untuk itu, dituntut kreativitas pendidik dalam menyajikan/menyampaikan materi. Tak kalah pentingnya bagi orangtua agar turut berperan membantu anaknya belajar dengan cara yang menyenangkan.

2. Pembelajaran Matematika
Menurut Sri Rumini (2000: 59) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relative menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.
Ciri-ciri belajar menurut Sri Rumini (2000: 59-60) sebagai berikut:
1) Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung.
2) Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku afektif, kognitif, psikomotor, dan campuran.
3) Dalam belajar, perubahan yang terjadi melalui pengalaman atau latihan.
4) Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif menetap.
5) Belajar merupakan proses usaha, yang artinya belajar berlangsung dalam kurun waktu cukup lama.
6) Belajar terjadi karena interaksi dengan lingkungan. Maksudnya, dalam aplikasi kehidupan sehari-hari siswa menggunakan ketrampilan berhitung. Misalnya saja, saat interaksi dengan temannya di rumahbermain kelereng yang di dalamnya ada keterampilan berhitung yaitu perkalian.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat 20 “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar suatu lingkungan belajar”. Melalui proses tersebut diharapkan tercipta hubungan yang baik, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa juga dapat merasakan manfaat dari proses tersebut untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Pembelajaran matematika di kelas dipandang sebagai suatu proses aktif dan sangat di pengaruhi oleh apa yang sebenarnya ingin dipelajari anak.
Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh interaksi antara berbagai informasi yang diminati kepada anak dan bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya. Pada dasarnya, matematika adalah pemecahan masalah karena itu, matematika sebaiknya diajarkan melalui berbagai masalah yang ada disekitar siswa dengan memperhatikan usia dan pengalaman yang mungkin dimiliki siswa.
Menurut Usman (1993: 4) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Lebih lanjut, Usman (1993: 6) mengungkapkan bahwa mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dapat pula dikatakan bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dalam hal belajar mengajar matematika, perlu diketahui karakteristik matematika. Dengan mengetahui karakteristik matematika, maka seharusnya dapat pula diketahui bagaimana belajar dan mengajar matematika. Karakteristik matematika yang dimaksud adalah objek matematika bersifat
abstrak, materi matematika disusun secara hirarkis, dan cara penalaran matematika adalah deduktif. Objek matematika bersifat abstrak, maka belajar matematika memerlukan daya nalar yang tinggi. Demikian pula dalam mengajar matematika guru harus mampu mengabstraksikan objek-objek matematika dengan baik sehingga siswa dapat memahami objek matematika yang
diajarkan. Materi matematika disusun secara hirarkis artinya suatu topik matematika akan merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar mengajar matematika tersebut.
Ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu. Karena dalam belajar matematika memerlukan materi prasyarat untuk memahami materi berikutnya, maka dalam mengajar matematika guru harus mengidentifikasikan materi-materi yang menjadi prasyarat suatu topik mata pelajaran matematika.
3. Hasil Belajar Matematika
a. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari katan“ hasil “ dan “belajar’ hasil berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787 ). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995 : 14 ). Jadi hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.
Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Cece Rahmat ( dalam Zainal Abidin. 2004:1 ) mengatakan bahwa hasil belajar adalah “ Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Nana Sujana ( 1989:9 ) belajar didefinisikan sebagai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan – wawasan baru atau merubah sesuatu yang lama.
Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Nasrun Harahab ( dalam Zainal Abidin. 2004:2 )
yaitu: :
“ a. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu.
 b. Untuk mengetahui keberhasilan komponen – komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan.
c. hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.
d. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran.
e. Untuk keperluan supervise bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten.
f. Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan dalam mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran “.
Menurut Sri Rumini, bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Maka, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. hasil belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh siswa setelah siswa yang bersangkutan dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kecakapan nyata (aktual) yang meliputi aspek kognitif bukan kecakapan potensial. Hasil belajar ini dapat dilihat secara nyata berupa skor atau nilai setelah mengerjakan suatu tes. Tes yang digunakan untuk menentukan hasil belajar merupakan suatu alat untuk mengukur aspek–aspek tertentu dari siswa misalnya pengetahuan, pemahaman atau aplikasi suatu konsep.
b. Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Sri Rumini dkk (2006: 42) proses belajar dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu faktor yang yang berasal dari diri individu yang sedang belajar dan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor yang terdapat di dalam individu dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor psikis dan faktor fisik. Yang termasuk faktor psikis antar lain, ialah kognitif, afektif, psikomotor, campuran, kepribadian sedangkan yang termasuk faktor fisik antara lain kondisi indera, anggota badan, tubuh, kelenjar, syaraf, dan organ-organ dalam tubuh. Faktor psikis dan fisik ini, keadaannya ada yang ditentukan oleh faktor keturunan, ada yang oleh faktor
lingkungan, dan ada pula yang ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Adapun faktor yang berasal dari luar individu meliputi hal sebagai berikut:
a) Faktor lingkungan alam
b) Faktor sosial ekonomi
c) Guru
d) Kegiatan Pengajaran (termasuk di dalamnya metode mengajar)
e) Kurikulum
f) Sarana dan prasarana
c. Hasil Belajar Matematika
Menurut Benyamin S. Bloom (via Saifuddin, 2005: 8) membagi kawasan belajar yang mereka sebut sebagai tujuan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif dan kawasan psikomotor. Hasil belajar, secara luas tentu mencakup ketiga kawasan tujuan pendidikan tersebut. Ketiga kemampuan tersebut ( kognitif, afektif dan psikomotor) tentu diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Jadi prestasi belajar matematika dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu dalam mata pelajaran matematika.
d. Strategi untuk Meraih Hasil Belajar
Strategi adalah cara-cara atau langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai sesuatu. Dalam meraih hasil belajar diperlukan strategi agar hasil belajar meningkat. (Sri Rumini dkk, 2006: 42). Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah
1) Faktor yang yang berasal dari diri dalam individu yang terdiri dari duafaktor yaitu faktor psikis dan dan faktor fisik. Yang termasuk faktor psikis antara lain, ialah kognitif, afektif, psikomotor, campuran, kepribadian sedangkan yang termasuk faktor fisik antara lain kondisi indera, anggota badan, tubuh, kelenjar, syaraf, dan organ-organ dalam tubuh. Faktor psikis dan fisik ini, keadaannya ada yang ditentukan oleh faktor keturunan, ada yang oleh faktor lingkungan, dan ada pula yang ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Faktor dalam diri tersebut harus dalam keadaan baik dan normal.
2) Faktor yang berasal dari luar meliputi faktor lingkungan alam, faktor ekonomi, guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana harusdisesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan anak agar anak dapat menerima materi dengan mudah.


B. Kerangka Berpikir
Selama ini, masih banyak guru yang mendesain siswa untuk menghafal seperangkat fakta yang diberikan oleh guru. Seolah-olah guru sebagai sumber utama pengetahuan. Umumnya, pembelajaran didominasi oleh metode ceramah sehingga proses pembelajaran bersifat monoton dan siswa cenderung pasif. Hal itu mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Untuk dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi siswa, guru harus
menciptakan proses pembelajaran yang menarik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih metode pembelajaran yang dapat member kesempatan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Metode permainan merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan memperagakan/mempraktikkan pengalaman belajar secara langsung, sehingga hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan,
tidak akan mudah dilupakan siswa.
Dengan metode ini juga, anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat. Pada pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode bermain diharapkan hasil siswa dalam pembelajaran Matematika akan meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar